Adalah Nidhal Guessoum, Profesor Fisika dan Astronomi menggugah pikran para pemuda dalam bukunya "Memahami Sains Modern Bimbingan Bagi Kaum Muda Muslim, memberi catatan penting yang harus disadari oleh para akademisi bahwa Allah ciptakan alam mesti diposisikan dengan proporsional. Setidaknya tiga hal perlunya Pendidikan Sains digeluti oleh umat Islam yaitu:
1. Alat Mengenal Tuhan.
Tidak kurang dari 600 an ayat Quran menjelaskan tentang alam dan jagat raya sangat jauh melebihi ayat hukum (Solat, Puasa, Zakat dan Haji) mendorong manusia berpikir, meneliti, menjelajah, merenung dan memahaminya. Mulai dari kata Iqra', yanzhurun, yatafakkarun, ya'qilun, yatadabbarun dll. Dengan jalan itu kita akan paham keberadaan Tuhan dan betapa Dia Maha Esa dan Pemegang kendali alam serta hidup- Dia yang Hayyun.
Lalu pertanyaannya sudahkan sains biologi, fisika, kimia, astronomi, geografi dll menjadi bukti kuat setelah tersibak lewat kajian ilmu ini tentang Maha Hebatnya Karya dan Akbarnya Dia Allah? Bukankah kajian sifat 20 dalam Sifat Nafsiah yakni Wujud Allah mesti didukung dalil Akliyah lewat kajian sains ini? Sesuatu yang mesti diperuntukkan berbagai ILMU ini dalam fungsi utamanya MENGENALKAN TUHAN, sebab ini pesan sentral al-Qura'an dan.akan ditagih kelak pelaksanaan amanah ini terhadap para Ulama-Ilmuan. Jangan jangan Imannya orang Islam hari ini masih lemah karena kealpaan ini dan perlu dukungan pandangan Nazhoriyah setiap muslim lewat pengajian Sains. "Tafakkaru fi Kholkillah wala Tafakkaru fi Zatillah". Garisan menuju melek Tuhan. Bila tidak kapan sampainya?
2. Kebutuhan Praktis Manusia
Sains amat dibutuhkan ummat untuk menopang hidupnya mulai dari perhitungan hari (saat), jarak, timbangan, cuaca, kecocokan tanaman, makanan, industri, transportasi, komunikasi dalam bingkai pengembangan sains dan teknologi seperti geometri, astronomi, trigonometri, arstektur, kefarmasian, dll. Dalam kenangan Sejarah yang pernah dirintis oleh Ibnu Sina, Alkhawarizmi, dan ratusan ilmuan muslim pada zamàn kejayaan Islam Abad 7 hingga 13 M. Kini menjadi tidak dipersepsikan sebagai ilmu yang wajib tapi sunat atau mubah saja. Mungkin sebuah kekeliruan pola berpikir. Atau jangan jangan semacam.disesatkan.
3. Mengangkat Derajat Lewat Ilmu dan Tertib Berpikir
Entah hadits atau atsar ada menjelaskan bahwa berpikir dan belajar tentang Ilmu dan membuktikan kebesaran Allah jauh lebih penting dari beribadah (diluar wajib) sepanajng tahun, juga ada perkataan tentang : Petuah Ilmuan/Ulama jauh lebih berharga dari tetes darah para syuhada. Perkataan masyhur Al-Kindi (filosof muslim pertama dalam sejarah) "Tujuan kita mestilah mendapatkan kebenaran dari manapun berasal, karena tak ada yang lebih diutamakan oleh pencari kebenaran kecuali kebenaran. Lebih tegas lagi bahwa Ibnu Sina pernah berpetuah "Barangsiapa terbiasa percaya tanpa bukti berarti telah melenceng dari sifat kemanusiaan".
Pemahamanya adalah bahwa kecendrungan manusia yang mendalami sains akan terbentuk sifat objektifitasnya, tertib krangka pikirnya dan sistematis dalam wejangannya, tentu lebih semporna lagi dengan penguasaan ilmu pengetahuan dari sumber wahyu karena hatinya dan prilakunya menjadi ihsan, sebab dia jadi utuh, akal terkembangkan dengan maksimal dan kehidupannya memiliki visi, misi, tujuan dan perangai kesadaran spritual Islami.
_____________
Sifat Nafsiyah Allah adalah Wujud sifat pertama dari sifat 20. Dalam perspektif epistemologisnya (Prinsip Tauhid Aswaja) bahwa adanya Allah diyakini dengan suguhan dua dalil yakni Dalil Naqli (Qur'an-Hadits) dan Dalil Akli (Memahami Alam ini (Sains) sebagai karya menunjukkan.Allah.Maha Karya). Inilah kepincangan dan kekurangan yang sudah berabad abad dilalui ummat Islam begitu saja. Belum lagi pada level ma'ani, mulai sifat qudrah (kuasa) nya, ilmun (ilmu) hayat sama' basyar dll sampai maknawiyah dengan sifat kaunuhu (keneradaan) dalam yang Qadirun (sang maha kuasa) dll. Semua itu dapat dan harus ditopang oleh sains agar dimengerti eksistensi Allah, Esanya Dia baik zat, sifat dan perbuatannya...Penguasaan Wahyu dan Sains menjadi modal membentuk keutuhan Pribadi Muslim. Bila tidak...itulah yang jadi sumber masalah....dan jadi Pribadi Bermasalah...sebab kajian ini didalami bertahunpun dipondok ketika tidak ada dukungan sains dengan jenis ilmu tadi cendrung verbalistik dan masih kurang.menyentuh Qolb dan Imajinasi???
Wallohu.'alam...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar