MANUSIA BERNILAI DENGAN KESADARAN DIRI 2


Manusia bila hanya memiliki kesadaran indra dan intelektual pasti belum lengkap dan hidupnya bisa jadi akan terjebak pada pola hidup yang dangkal, seperti pragmatis, hedonis dll. Oleh karena itu masih dituntut untuk memiliki kesadaran ketiga.  Yaitu Kesadaran Emotif. Dalam temuan Marsall (ahli Neorologi plus Psikologi) dengan istilah multi question dalam diri manusia  ada yang dikenal degan "Emotional Question". Beliau menjelaskan bahwa dalam diri setiap orang ada potensi emotif yakni jiwa/ rasa seperti empati, sedih, terharu, kasihan, senang dll. Hal ini diperoleh
melalui interaksi yang banyak dengan lingkungan sosial.  Diluar kecerdasan lain seperti Inteligensia, Spritual Question dsb.

Hidup berteman adalah menyehatkan diri. Berkomunikasi dengan orang miskin, anak yatim dan mereka yang du'afa apalagi memberi adalah ajaran agama yang sangat tinggi nilainya sebab mendidik orang untuk berbagi dengan makhluk Tuhan yang lain sekalian menyifati Sifat Ilahiyah. Perlu diingat bahwa orang kecil adalah bagian makhluk Tuhan yang tercipta sebagai manipestasi dari af'al Allah. Dia sangat sayang pada semua makhluknya dan mereka ada dalam genggamnya dan bisa jadi utusan Tuhan ke hadapan kita sebagai ujian pada nilai kemanusiaan kita. Bila diberi perhatian mewujudkan jiwa jadi mulia dan menghasilkan happynes.

Lapangkan hati muliakan mereka sebab hidup adalah ujian. Ada rahasia Ilahi yang tercatat di Luhmahfuzh dan ada Kitab Perjalanan yang dikendalikan dari Pusat Kekuasan Allah di 'Arsy sana....Jangan jadi manusia yang kejam dan sombong...Inilah sosok ideal ketika berkesadaran emotif.

Kenapa demikian? Hidup itu mesti berhadapan dengan orang lain. Maka hidup disamping harus menghadap sama pencipta mesti menghadapi manusia lain dalam makna hadapi mereka dengan memberi. Ya ilmu, pengalaman hingga bantuan lain. Sebab itulah kehidupan, harus saling hadap-hadapan dan menghidupi. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar