KESADARAN DIRI (lanjutan 1)




Manusia bila hanya memiliki kesadaran indra dan intelektual pasti belum lengkap dan hidupnya bisa jadi akan terjebak pada pola hidup yang dangkal, seperti pragmatis, hedonis dll. Oleh karena itu masih dituntut untuk memiliki kesadaran ketiga. Ataupun bila tidak kesadaran ketiga ini satu bentuk level kesadaran. Yaitu Kesadaran Emotif. 

Dalam temuan Marsall (ahli Neorologi plus Psikologi) dengan multi question dalam diri manusia  ada yang dikenal degan "Emotional Question". Beliau menjelaskan bahwa dalam diri setiap orang ada potensi emotif yakni jiwa/ rasa seperti empati, sedih, terharu, kasihan, senang dll. Hal ini diperoleh 
melalui interaksi yang banyak dengan lingkungan sosial. 

Hidup berteman adalah menyehatkan diri. Berkomunikasi dengan orang miskin, anak yatim dan mereka yang du'afa apalagi memberi adalah ajaran agama yang sangat tinggi nilainya sebab mendidik orang untuk berbagi dengan makhluk Tuhan yang lain sekalian menyifati Sifat Ilahiyah. Perlu diingat bahwa orang kecil adalah bagian makhluk Tuhan yang tercipta sebagai manipestasi dari af'al Allah. Dia sangat sayang pada semua makhluknya dan mereka ada dalam genggamnya dan bisa jadi utusan Tuhan ke hadapan kita sebagai ujian pada nilai kemanusiaan kita.

Begitu juga dengan orang orang yang selalu kadang  mengganggu seseorang dalam jalan hidupnya lalu dengan sebab kemiskinan dan segala persoalan dan tetek bengeknya dan seluruh sikap dan cara mereka yang bisa menyinggung rasa nyaman dan ketenangan bisa jadi utusan Tuhan untuk menguji kehebatan diri dan jiwa kita. Bagaimana kalau itu dari Tuhan?.  Maka BIASA SAJO PEDA kata orang Tapanuli, artinya biasa biasa saja menyikapi sesuatu. ULANG DISI TU NAI, janganlah terlalu. 

Bayangkan ketika anda sedang bahagianya 
lagi istirahat di rumah atau sedang menikmati keakraban dengan anak cucu atau lagi santai tau tau muncul pengemis dengan baju kumal dan bau anyir, lalu ia gedor pagar rumah atau daun pintu yang bagus itu. Berseru : pak bu, minta sedekah lah. Kita yang iman mesti bersyukur sebab anda didatangi si miskin sebab diperumahan tempat tinggal anda tidak satupun orang yang patut sasaran untuk sedekah (misalnya), apalagi kita tidak pernah terlanjur untuk sekedar singgah di pasar tradisional tempat mangkal para pengemis atau pengamen  ...nah ini datang sendiri...BERSYUKURLAH... maka beri mereka perhatian. Inilah Kesadaran Emotif itu. 

Atau anda pejabat lalu diidatangi orang yang kehilangan pekerjaan dan anak istrinya sudah terancam tidak makan lalu minta bekerja di kantor atau dimana saja yang ada pada kuasa kita yah bersyukur ia datang menyodorkan lahan dan ladang untuk ditolong sebab itu tiket ke syorga. Tolonglah sebab begitulah Tuhan memberikan kehebatan kepada kita sebagai sosok yang jadi solusi buat yang lain. Kita bisa naik level satu tingkat di bawah para NABI. JIWA JADI SEHAT...bila kita memberi jalan.

Lapangkan hati muliakan mereka sebab hidup adalah ujian. Ada rahasia Ilahi yang tercatat di Luhmahfuzh dan ada Kitab Perjalanan yang dikendalikan dari Pusat Kekuasan Allah di 'Arsy sana....Jangan jadi manusia yang kejam dan sombong...Inilah sosok ideal ketika berkesadaran emotif ...Wallohu 'alam

Bersambung...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar