Pendidikan kita terlalu minim menekankan visi hidup dan idelisme sehingga banyak anak merasa materi yang ia terima tidak berkaitan dengan kehidupan jiwa yang menegarkan mental sehingga tidak asik dan bahkan merasa Pendidikan itu beban. Dan mereka jalani dengan jiwa tertekan bahkan menjadi siksaan. Hanya karena mereka ada dalam kelompok dan semua menyuruh maka sekolah menjadi wadah perkumpulan senasip. Lebih Ironi lagi bila banyak yang dibicarakan di sekokah hal hal yang tidak ada kaitannya dengan dirinya dan kehidupan nyata yang selalu ada didepannya.
Kenapa bisa demikian? Karena materi pada kurikulum banyak diisi materi yang tidak jelas. Oleh karena itu anak sekarang sudah banyak belajar jauh dari jiwa yang memiliki prinsip idealitas dan semangat yang kokoh jelang dan menyongsong masa depan, juga banyak dijejali beban pelajaran yang kurang relevan dengan kenyataan yang ia hadapi dalam hidup. Yang pasti sangat dirasakan oleh Paulo di negerinya (BaraziL) dulu.
Oleh karena itu banyak para lulusan pendidikan begitu juga para sarjana bila tidak tertampung pada sektor pekerjaan formal kebingungan menjalani hidup. Oleh karena itu generasi saat ini harus didekatkan dengan masyarakatnya sendiri dan mengerti pola hidup orang tua dan masyarakat sehingga mereka tidak tercabut dari akar sosiologisnya. Termasuk perlu dicerdaskan tentang aspek apa yang menjadi tantangan masyararakat serta mereka harus dilibatkan dalam kerja kerja sosial. Bila memang mereka hidup pada suasana sulit karena akibat a.. b... c kepada mereka harus dipahamkan. Tujuannya tidak lain agar mereka dewasa dan cepat memiliki Tanggung jawab sosial. Dengan harapan mereka akan menjadi bagian masyarakat.
Lihat realitas, mereka hidup dengan dirinya dan asik dengan suasana yang asing dengan realitas sosial, maka jangan heran generasi hari ini adalah didikannya Google sebab mereka jarang diajak berpijak di bumi, tapi mereka selalu berselancar di alam Maya. Sehingga sulit mereka mengetahui norma budaya, norma religius dan kearifan lokal yang sesungguhnya oleh nenek moyang mereka menjunjung tinggi NILAI nilai itu. Belum lagi soal spritualitas religi kecuali mereka yang nyantri dan ikut takhossus. Yang biasa mereka lakukan adalah apa yang menarik dan diiklankan di media lewat tangan mereka. Sehingga secara psikologis orang tua serta masyarakat sering konplik dengan orang tua.
Bukankah hari ini dimasa pandemi Covid 19 ketika sekolah ditutup lalu belajar di rumah justru banyak orang tua mengeluh akibat anak tidak betah stay at home dan banyak mereka ditempat tempat yang tidak berkaitan dengan pelajaran malah sebaliknya justru memberi virus untuk asik melupakan pelajaran? Inilah semua sederetan masalah yang menghantui pendidikan Dan dunia anak saat ini. Maka tidak ada alasan kecualai mereka harus menjadi anggota masyarakat dengan membawa NILAI masyarakat ke sekolah dan kedalam kehidupan mereka. Bila tidak, mereka akan Jadi manusia yang abu abu diakibatkan banyak nya nilai dan persimpangan pada alam Maya dengan Sumber Tuan Google.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar