TIANG PENAHAN 2


Kalau dalam celotehan sebelumnya  disebutkan bahwa yang paling bertanggung jawab dalam mengendalikan dan memperbaiki kondisi sosial itu adalah para pemimpin tidak lain disebabkan bahwa mereka ada dan bekerja memang khusus untuk mengurus dan menangani pembangunan masyarakat atau yang selalu disebut dengan sosial enggenering. Maka ditangan mereka letak kekuasaan dan kekuatan dalam memimpin masyarakat untuk berkembang. Maka tidak tanggung posisi itu sebenarnya dan tidak keliru bila mereka dikatakan sebagai mandataris para nabi utusan Tuhan untuk mengajak dan menghimbau masyarakat memperbaiki diri dan kualitas hidup kepada yang baik.

Kekuasaan atau mandat itu sebenarnya dipikul oleh para guru. Sebab guru itu adalah role model. Yang dicontoh dan dipajang dalam etalase kehidupan sebagai rujukan pola atau model. Hingga bila manusia yang banyak menginginkan sosok yang akan dicontoh mereka para gurulah subjeknya. Maka predikat guru adalah citra dan pancaran cahaya kenabian untuk membangun sumber daya manusia sepanjang masa. 

Bila nabi adalah manusia pilihan Alloh untuk membawa cahaNya, tapi sebenarnya setelah para nabi tidak muncul lagi maka para gurulah sebagai pewaris mereka dan yang akan mengawal manusia untuk mewujudkan kehidupan yang baik sepanjang zaman. Guru dalam perspektif ini boleh para ustatz, para ilmuan, cedekiawan dan mereka yang dalam hidupnya  selalu tetap konsen  mengusung misi pendidikan. Sebab mendidik itu adalah mengawal tegaknya moral yang baik, menyebar ilmu pengetahuan dan memperhalus jiwa dan menyantunkan dan menertibkan hati.

Situasi seperti ini sepertinya tertangkap dalam tatanan kehidupan di wilayah NTB bagian timur Indonesia. Bahwa dalam kepemimpinan sang gubernur prode lalu yang lulusan S3 (Dr.) dari Mesir dan seorang khafiz qur'an ini mencoba memimpin wilayahnya dengan mengedepankan nilai nilai spritualitas dan khazanah budaya lokal, menyebabkan daerah 1000 mesjid ini menjadi berkah. 

Masyarakatnya tertib, bersih, dan relatif sejahtera dengan mengandalkan sektor persawahan, kluner, parawisata, soufenir dan buah kerajinan tangan dalam keterampilan enterpreunanship. Disamping kemampuan pewajantahan lembaga pendidikan yang nota bene dikelola para guru yang dengan prinsip dan tekat yang kuat menjadikan daerah ini sebuah wilayah tempat orang untuk membelanjakan uang kalaupun tidak menjadi pulau untuk berbelanja dan menikmati hasil pekerjaan untuk sekedar membuang penat karena dukungan kesadaran masyarakat menghormati pelancong dan jaminan kenyamanan bagi mereka yang lalu lalang berkunjung baik domestik dari ujung sumatera hingga manca negara dari belahan dunia ya Eropa, Timur Tengah, Asia Tenggara bahkan dipadati tourism dari Australia.

Teringat akan isi QS. At-Tien "Inilah negeri yang aman" tentu dalam konteks ayat ini adalah Kota Makkah, tapi sepertinya lombok adalah negeri yang kecipratan rahmat Ilahi. Sebab negerinya yang berpenghuni manusia berkeadaban dan memilahara nilai budaya dan membudayakan jiwa kemanusiaan yakni, santun, ramah, murah senyum, dan tidak mencurigakan bagi siapapun yang datang. Sebab para pemimpin dan pendidik diwilayah ini selalu berorientasi nilai kemanusiaan dan berhasil membentuk perwatakan masyarakatnya untuk jujur dan berjiwa dan berbudi luhur.

Maka siapapun yang datang ke lombok pasti rindu untuk datang kembali sebab masyarakat yang mengelola alam yang sebenarnya biasa biasa saja berada pada tangan yang berkah. Dan bila dibandingkan dengan wilayah lain, misalkan sumatera utara dijamin alamnya jauh lebih indah dan mendukung parawisata dsb, tapi karena berada pada tangan yang belum dianggap layak/belum dikelola maksimal menyebabkan kurang diminati dan bisa jadi hypotesa karena akibat sumber dayanya yang sangat jauh berbeda kalaupun tidak sangat jauh tertinggal dibanding wilayah timur.

Edisi kenangan dan.mauzih rihlah pada masa lalu....

1 komentar:

  1. Jika kepemimpinan yang menjadi landasannya adalah ilahi, yang tentunya mengedepankan nilai-nilai spritualitas yang kemudian didukung oleh masyarakatnya yang menjunjung tinggi adab yang baik serta jiwa kemanusiaan maka tidak diragukan lagi akan mewujudkan suatu wilayah yang hebat. Jika di dalamnya terdapat usaha untuk meraih keberkahan Allah maka tentu Allah pun akan memberikan keberkahan bagi penduduk wilayah tersebut. Andai kiranya seluruh negeri dipimpin oleh pemimpin yang seperti itu in syaa Allah negeri tersebut akan penuh dengan berkah dan ridho ilahi, dan semoga negeri kita juga kelak menjadi negeri yang penuh berkah itu aamiin.

    BalasHapus