Perintah Allah Untuk membaca merupakan ajaran ISLAM yang paling awal turun. Kenapa membaca? Bukan yang lain. Seperti Salat umpamanya. Iya, sebab membaca adalah modal untuk hidup. Dengan membaca seseorang akan memahami dan mengenali. Mengenali Siapa?. Memahami Apa?
Mengenali.
Pertama yang harus dikenal adalah siapa Tuhan kita. Ini modal pokok untuk bisa menata hidup yang semporna. Bahkan tujuan kita hidup adalah untuk LIYA'BUDUN (menghamba) dalam prinsip seorang Sufi Besar yakni Ibn-Arabi adalah untuk LIYA'RIFUN (mengenali) Allah.
Untuk Mengenali Allah jalannya hanya Membaca. Lalu apa mau dibaca agar jumpa Allah. Yang harus dibaca adalah Kitab. Firman Allah atau Perkataan Allah. Kitabnya adalah al-Quran. Al-quran adalah Berisi firman dengan kandungan ajaran tentang siapa diriNya, bagaimana kita berhubungan dengan Dia, bagaimana menata kehidupan, bagaimana alam luas ini Dia ciptakan, untuk apa? Diperlakukan dengan Bagimana?. Bagimana yang Baik dan buruk, bagaimana akhirat, dsb.
Memahami:
Kitab kedua adalah ALAM INI. ALLAH ciptakan alam adalah untuk dibaca, dipahami, dikunjungi, dimitrai, dan dimanfaatkan, supaya ia lestari dan selalau terbarui. Disana ada kuasa Allah, disana dijumpai karya dan karsa Allah. Di alam dijumpai bukti bukti kuasaNya. Maka Pengetahuan Alam adalah media menuju memaklumi Betapa Allah itu hebat. Bahkan setelah diketahui mesti dimanfaatkan sebab Mitra jasmaniah kita. Alam ditundukkanNya buat manusia.
Mengenali dan memahami adalah mengetahui. Mengetahui berarti di dalamnya Ilmu Pengetahuan. Ilmu Pengetahuan wujudnya adalah mengenali dan memahami siapa Tuhan dan corak TuntunanNya serta memaklumi Betapa Tuhan Amat KUASA di alam.
Ilmu Pengetahuan adalah hasil mengenali dan memahami Allah dan Alam. Dan wujud Allah dan karya Allah Ada pada dua alamat itu. Maka pada dasarnya Kitab Al-Quran dan Alam adalah wujud Ilmunya Allah. Karena manusia diberi akal untuk mengenali dan memahami maka Ilmu Pengetahuan diperoleh manusia dengan meng-iqra-kedua dua Kitab tsb.
Hasil membaca Al-Quran memunculkan Ilmu -ilmu Keislaman sementara membaca atau menelaah alam memunculkan sain. Maka Wahyu dan Sain tidak bertentangan malah sebenarnya ia satu karena bersumber dari yang Esa, berisi tentang substansi diri dan karya Maha Hebat dari diriNya. Maka Ilmu Pengetahuan itu substansinya tidak terbagi karena satu sumber dan satu pemilikan juga satu peruntukan yakni menopang manusia untuk layak hidup di dunia dalam mempersiapkan diri menuju akhirat.
Masalahnya kini adalah kenapa Ilmu Keislaman dan Sains saling berjauhan bahkan dianggap tidak ada keterkaitan?
Butuh kajian mendalam...
Wallohu'alam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar