OBJEKTIVITAS di ALAM ADALAH "KEBERISLAMAN"


Sains adalah temuan manusia. Saintis berangkat dari keraguan sehingga muncul pencarian yang mereka mulai dari : 1. putar otak alias merumuskan landasan pemikiran dengan prediksi-prediksi diatas pengamatan sebuah gejala alam. 2. Baru dilakukan perumusan jawaban dugaan sementara yang lazim disebut dugaan dalam bentuk hipotesis. 3. Lalu membuat langkah berdasar dugaan itu untuk melakukan pembuktian atau privikasi terhadap gejala alam. 4. Melakukan pengujian, pembuktian atau percobaan (Objektif) supaya ada hasil yang tetap, 5. Hasil sebagai tertolak atau terbuktinya hipotesa. Itulah sebenarnya sains. Lalu hari ini dianggap hebat sampai sakral padahal Alamnya ada kian dan dijadikan objek kajian. Itulah yang diistilahkan dengan "Logiko"-lalu dirumuskan "hipotesa"- supaya dibuktikan dilapangan atau "verivikasi".

Objektif sebagai ciri sains adalah bermakna siapapun orang yang menelitinya selalu menemukan hasil yang sama sebab fenomenanya sudah menetap. Alam tersebut sudah mengikuti irama permanen yang disebut "hukum alam".

Sebutan "hukum alam" adalah istilah keliru dan menyesatkan dan penuh bau BUSUK. Busuk apanya? Busuk karena menggiring orang menjadi meniadakan Tuhan. Bisa jadi KAFIR atau SYIRIK yang pasti dibuat menjadi SEKULER. Otak Sekuler adalah pikiran yang meniadakan Tuhan, atau membuang Tuhan dari keberadaan alam dan pemikiran manusia (dunia sains). Inilah akar persoalan kehidupan sehingga dunia kita selalu kacau. 

Betul memang meneliti alam tanpa menyertakan Tuhan pun tidak ada problem. Ia tapi sebuah ironi bahwa seseorang beraktivitas pada sebuah area, katakan saja lahan atau rumah, sedikitpun tidak mau tau siapa pemiliknya lalu masuk saja dan melakukan kegiatan sepuasnya di area atau rumah tersebut, tentu itu namanya manusia yang tiada atau meniadakan etika-sopan santun.

"Hukum Alam" !!! Tidak ada hukum alam dan harus dihapuskan dari dunia sains. Hukum atau aturan tentang keteraturan alam adalah Ciptaan. Siapa yang membuat itu? Ya siapa lagi kalau bukan Sang Pencipta Alam. Di otak Plato 4 abad SM sudah final itu. Ia sebut adanya "Causa Prima" yakni Sang Penyebab Pertama-"Tuhan". Tuhanlah yang menciptakan alam ini. Lalu secara filosofis keteraturannya juga diatur Sang Pembuatnya sebab disitulah substansi Sang Pencipta sebagai Maha Kreatif.

Allah jelaskan tentang diriNya:

هُوَ اللّٰهُ الْخَالِقُ الْبَارِئُ الْمُصَوِّرُ لَهُ الْاَسْمَاۤءُ الْحُسْنٰىۗ يُسَبِّحُ لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۚ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُࣖ

Artinya: Dialah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Dia memiliki nama-nama yang indah. Apa yang di langit dan di bumi bertasbih kepada-Nya. Dan Dialah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana. (Q.S. al-Hasyar ayat 24).

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

يُسَبِّحُ لِلّٰهِ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَ رْضِ الْمَلِكِ الْقُدُّوْسِ الْعَزِيْزِ الْحَكِيْمِ
"Apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi senantiasa bertasbih kepada Allah. Maha Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana."
(QS. Al-Jumu'ah: Ayat 1).

Apa makna BERTASBIH?

Bersambung....


















Tidak ada komentar:

Posting Komentar