Dua orang bersauda yang ahli ibadah ingin ikut jihad untuk membela agama Alloh tapi mereka terhalang oleh tanggung jawab dan amanah orang tua yang sudah wafat yakni merawat dan membesarkan adek kandungnya dan si adek tersebut berkebetulan wanita tentu tidak bisa ditinggal begitu saja.
Lalu kedua orang bersaudara ini sepakat mencari penitipan, maka jatuhlah pilihan pada seseorang yang kesohor sebagai ahli ibadah dan luar biasa alimnya. Setelah diputuskan bahwa belajar beliau itu layak dipercaya merekapun bergegas dan mengantarkan adeknya ke ahli ibadah ini. Mereka menyampaikan permohonan untuk menjaga adeknya itu sekalian mohon doa untuk selamat dalam jihad.
Setelah memperoleh izin dan perkenankan untuk menitip adeknya dua bersaudara ini berangkat dan gabung bersama rombongan yang akan bertolak ke Medan jihad.
Si tuan tempat titip yang ahli ibadahpun memperhatikan tanggungjawab terhadap sosok yang dititip. Maka ia tempatkan lah si anak gadis disamping ruangan tempat ia beribadah dan melakukan pengembaraan spritual pada setiap harinya. Pada hari hari di awal kehadiran si anak gadis tersebut tidak terlalu merepotkan bagi tuan ini, karena ia hanya menambah kadar bahan yang mau dimasak untuk makan berdua saja dari biasanya hanya untuk sendiri. Hitung-hitungnya juga ada titipan biaya dari sang Abang.
Tapi dan lalu pada satu ketika si Iblis hadir ke dalam kehidupannya dengan memberi informasi sembari berbisik bahwa si anak mungkin butuh diajak cerita karena tidak pernah sendirian kasihan tidak diajak mengobrol. Ajak sajalah tuan si gadis itu bercerita. OOO...iyalah pula begitu dihati si pak tua. Lalu iapun menghampiri si gadis kendati menyapa dari pintu saja. Maka suasana pun agak mencair diantar keduanya, hingga hari hari berikutnya terjadi kerjasama yang baik bahwa si gadis dengan rela hati mengambil alih tanggung jawab soal masak dan kebersihan ruangan persis memperlakukan orang tua sendiri.
Waktu berselang beberapa Minggu sang Iblis terus bereaksi dan ingin menikmati perstasi demi prestasi, maka pada suatu hari iapun membisikkan pada si kakek untuk menemani si gadis dikamarnya saat mana hujan deras dan petir tak ketulungan saling bersahutan dan dibarengi sambaran petir. Iyalah pula...kasihan si gadis sedang ketakutan dan benar benar saat itu memang amat takut.
Lalu momen itu dimanfaatkan si Iblis untuk memacu semangat dan birahi seorang lelaki yang sudah menahun tidak mendapatkan bilur-bilur aroma cinta. Maka dengan rasa kasihan si kakek membawa selimut yang lebih tebal sejalan dengan hujan yang makin memberi rasa dingin yang menggigil.
Untuk kali ini karena rasa kasihan si kakek pada gadis maka harus mendampingi si gadis untuk mengusir rasa ketakutannya. Benarlah memang si anak amat ketakutan dan sangat bersyukur hadirnya kakek untuk menjaganya dan merasa akan hadirnya kembali sosok ayah yang sangat perhatian seakan ada kembali kendati sudah lama meninggalkannya.
Tapi apa nyana...kakek terus diganggu sang Iblis dan dikerjai secara dahsyat sampai tas...tas...tas...tuntas. Wei...kakek, dekatkan aja sama gadis itu biar ia tidak ketakutan ...lihat ia amat takut sekali...kasihan... badannya gemetar...dan wajahnya mulai pucat... kayak tak punya hati aja kakek ini...bisik Iblis... kakekpun agak dekat sambil terus mencandai agar gadis mungil itu terhibur. Wah...saat itu dentuman petir makin menjadi jadi...duuuuuaaaarrrr....cececekkkkk....duuuarrr....si gadis makin takut dan tanpa sadar merapatkan badannya sama si kakek....wah....selanjutnya sampai LAH hajat si Iblis, kakek ahli ibadah ini tunduk pada syahwatnya....otaknya miring 180° langkat 1000-anlah...
maka terjadilah segala sesuatunya.
Hari hari berlalu dan ibadahpun jadi bedebah...bulan kedua menjelang tiga, si gadis hamil, lalu si Iblis menyeret jiwa kakek terus sampai betul betul habis...bila...bila...bla-bla-bla...maka bunuh sajalah.... kakek bila diketahui orang habislah kakek karena nanti dapat meruntuhkan nama baikmu...Akhirnya nyawa si gadis dihabisi dan sekalian dikubur...bermaksud menghilangkan jejak.
Babak berikutnya dua abang beradik pun selesai berjihad dan bermaksud menjemput sang adik setelah ditinggal beberapa bulan....tapi apa mau dikata Iblis telah meraja Lela, ........akhir kisah si kakek ujungnya disalib oleh yang berwajib... Kedua abang hanya menyesali diri....dan hanya berdoa sebagai usaha....
Licik memang si Iblis.
Sahabat kadang kita merasa sudah Iman dan Taqwa, tapi tunggu dulu. Sudahkah kita pernah di-UJI ? Pernahkah kita jadi Pejabat ? Dan sudah diuji lewat godaan Jabatan? Apakah Kita Pernah Jadi Pengusaha ? Sudahkah diberi ujian godaan Bisnis Menggiurkan? Pernahkah kita dihadapakan dengan sosok yang lebih semporna? Dsb....dsb...nya? Mari kita Waspadai sebab ia selalu datang mengelabui.....Na'uzhu billah min dzalik...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar