NIKMATINYA SYURGA ITU "DULU DIMASA KECIL"


Adalah kehidupan desa yang bersahaja dengan kekeluargaan yang kental, disitulah tempat kelahiranku di tahun 1961 pada 60 tahun lalu. Kata Ibu, kelahiran atau setiap persalinan dibantu oleh Tukang Urut dengan kemampuan menolong persalinan serta peralatan alami. Ada sembilu sebagai alat pemotong tali pusar dan ada perapian dengan bara kayu api sebagai penghangat si ibu dan bayi. 

Lalu setiap bayi dirawat dengan sangat sederhana yakni dalam suguhan ASI dan Nasi yang di-Lumatkan didalam mulut sang Ibu sambil menggendong. Saat usia 1 tahun hingga 12 tahun, terasa hidup didesa sungguh unik. Malam hari ketika bulan tidak saatnya melintas terasa gelap sebab belum masuk listrik yang ada hanya lampu templok dan obor atau suluh dari daun kelapa kering.

Jam 8.00 ke 9.00 aktivitas manusia telah berhenti ia terulang nanti di jam 4.30 pagi menyonsong Subuh. Disaat matahari mulai naek penduduk mulai keluar dari desa menuju ladang, sawah dan tempat mencari nafkah hingga sore hari selepas Asar desa mulai ramai.

Di ladang, disawah dan digunung tempat tanaman keras semua kebutuhan tersedia. Ada ikan segar, sayur mayur segala jenis buah yang alami dan higenis, tersedia rusa, kancil, ruak, burung ayam dan binatang hutan lainnya hanya tinggal menangkap. 

Transaksi bukan ditentukan oleh uang tapi hanya meminta sama pemilik. Sebab sesuatu ditanam hanya didorong oleh niat agar punya bekal dan menghidupi keluarga. Tidak ada menabung uang, hanya bila punya panenan padi yang banyak dapat dijual ke pasar untuk ditukar mas sebagai tabungan. 

Jajanan bungkusan kecil -kemasan sebagai cemilan yang dipajang dikedei seperti saat ini tidak ditemukan, kedei yang ada hanya jual bahan yang pokok saja. Ibu ibu dirumah membuat makanan ringan sendiri; dari pisang, jagung, ubi, dsb dsb. Sebab relatif tidak banyak yang harus dibeli, kecuali minyak lampu, sabun, loting-mancis dan pakaian.
Bersambung....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar