Desa tempat masa kecilku asri dan tidak mengenal, banjir akibat erosi saat itu, air sungai bening dan menjadi sumber kehidupan. Hampir tak ada asap kenalpot atau mesin dengan berkebutuhan minyak seperti bensin dll. Kenderaan tidak ada kecuali untuk pengangkut bahan berat yakni tersedia Pedati atau Kereta Kerbau. Ke pekan hanya berjalan sekitar 1.05 kiloan, ringan dan santai sebab melalui pinggiran sungai dan menyeberang beberapa meter memasuki sungai.
Asyik bisa mandi dan bermain dulu disungai setiap melintasi jalan keluar dan masuk desa. Betul betul hidup masa Gelombang Pertama dalam teorinya Alvin Tofler dengan memggunakan energi yang dapat diperbaharui. Sebab yang digunakan adalah tenaga angin, sungai, manusia dan Ternak. Kehidupan itu memang kolot akan tetapi berkesan dalam keakraban dengan alam.
Lebih asik ketika musim kemarau tiba. Bisa panen ikan dengan berbagai cara. Lazimnya ada cara "mangarsik" yaitu membuat hempangan sungai yang punya cabang dengan cara membendung yang satu dan mengalirkannya ke cabang sungai yang satunya. Lalu sungai yang diarsik menyusut dan ditelaga setiap lubuk dipasang luka penangkap ikan baru dimasukkan cairan alami dari dedaunan atau akar yang dapat membuat ikan besar hingga kecil menjadi sempoyongan karena mata perih lalu mengikuti arus air. Tidak semua masuk luka tapi sebagian apalagi ikan ikan sungai yang besar ditangkap melalui jaring atau didurung. Biasanya hasil tangkapan untuk dibagi bersama sebab sungai itu milik bersama dan pekerjaan juga dilakukan dengan bersama, dengan keterlibatan wakil wakil keluarga.
Bersambung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar