MANUSIA BERNILAI DENGAN KESADARAN DIRI 3


Kesadaran Emotif sangat mendukung bagi kesehatan jiwa. Sebab ketika muncul dan menjadi sifat bagi seseorang untuk senantiasa perhatian bagi orang lain  artinya dia menjadi manusia semporna. Tapi bila dia menyimpan rasa amarah, dendam, benci berkepanjangan apalagi tidak perduli terhadap sesama  akan timpang bahkan menggerus keberimanan seseorang, bahkan dapat berdampak sosial serta sumber penyakit. 

Sangat banyak Hadits Rasul yang memberi ajaran agar seseorang muslim dapat memuliakan orang lain, mulai dari tetangga, etika bertetangga misalnya, itu ada polanya dalam Islam, seperti saling menyuguhkan, menjenguk dsb. Memuliakan datangnya tamu, yang dalam Islam juga di atur. Jangan sampai karena tidak disukai dan tidak penting tidak diopeni. Seperti perlakuan segelintir orang,  memerintahkan anak berbohong. Misalnya:  "Udah bilang ke sana bahwa saya tidak dirumah". Padahak ada dua hal yang dikorbankan dari sikap ini. Pertama berbohong dan kedua mengorbankan anak karena jiwanya dicederai. Sebab mempertontonkan keburukan karena berbohong sehingga fitrah-jiwa bersih anak dinodai. 

Kebohongan adalah merusak diri dan menodai cahaya jiwa sendiri dan bila yang dilakukan  seperti ini dianggap lumrah akan mendidik hati jadi keras dan lama lama jiwa jauh dari Tuhan. Maka pintu untuk melembutkan hati adalah selalu jalin hubungan baik dan memperhatikan orang orang miskin, yatim dan sekeliling kita yang butuh sebab itulah harga diri kita yang sebenarnya yakni kemanfaatan eksistensi kita bagi yang lain khususnya orang orang kecil. 

Untuk memperkuat hal ini, kesadaran keempat amat dibuthkan yakni (4). Kesadatan Iman dan atau Ilahiyah juga diistilahkan dengan Sprituakitas. Kesadaran ini banyak dituntun oleh sikap orang beriman dan bertakwa. Mereka itu adalah orang orang tercerahkan bukan saja baik sama orang,  dengan sifat  pemurah dan mudah memaafkan juga mereka adalah memiliki sifat pelopor dan pendobrak kebathilan. "RAUSAN FIKR" istilah sang Cedekiawan pelopor gerakan pendobrak kepada Rezim sekuler Reza Pahlevi di Iran yakni Ali Syariati walau ia terbunuh sebelum terjadi revolusi dengan kemenangan Ayatolkah Khomeiny di Iran. 

Artinya mereka yang sadar diri secara Imani adalah mereka yang melihat kehidupan sebagai ladang untuk jihad kebaikan. Hadir dengan status 'Abid dan bertugas sebagai Khalifatulloh fil Ardh. Sehingga mereka menjadi manusia yang Saleh secara vertikal juga secara hirizontal. Maka hidup yang bermartabat adalah hidup yang selalu punya visi dan tujuan yang dibingkai oleh kesadaran Spritualitas. 

Hari ini terjadi bahwa kapasitas akal dengan implikasi kemajuan IPTEK-modernitas, tapi kosong visi Spritualitas, kehidupan jadi gersang hingga bermusuhan dikalangan sesama yang  hakikatnya sesama pendatang dan menompang di bumi Tuhan ini.  Wallohu'alam....










11 komentar:

  1. Trimakasih Pak atas ilmu nya, dari sini saya dapat mengambil pelajaran bahwa kita harus memperbaiki iman kita. Agar jiwa kita sadar setiap melakukan kebaikan dan tidak tercemar oleh kelakuan yang tidak baik. 🙏

    BalasHapus
  2. Terimakasih atas ilmunya Pak disini saya dapat memetik beberapa kesimpulan bahwa pentingnya sebuah iman. Karena orang yang tidak ada iman dalam dirinya tidak akan takut berbuat segala bentuk kejahatan. Orang yang beriman akan memiliki rasa takut kepada Allah SWT. Dan Dirinya tidak akan berani melanggar apapun apa yang telah ditetapkan menjadi suaru larangan Allah dan akan selalu mentaati setiap perintah-Nya.

    BalasHapus
  3. Terimakasih pak atas ilmunya, semoga bisa diamalkan setiap harinya, dan selalu diberikan ketetapan dalam keimanan

    BalasHapus
  4. Terima kasih atas ilmunya pak, semoga saya bisa memperbaiki iman dan menjauhkan diri dari sifat yang tidak baik.

    BalasHapus
  5. Terimakasih pak atas ilmu dan serta nasehatnya pak, semoga saya menjadi peribadi yang lebih baik lagi, aamiin

    BalasHapus
  6. Assalamu'alaikum Pak. Trimakasih atas ilmu nya Pak🙏, dari sini saya dapat menyimpulkan. Dimana Kesadaraan merupakan suatu tingkat kesiagaan individu pada saat ini terhadap stimulus internal dan eksternal. Yaitu terhadap peristiwa-peristiwa lingkungan dan sensasi tubuh, memori dan pikiran. Teenyata apa bila kita melakukan setiap keguatan dengan kesadaran kita, itu akan berdampak positif kepada diri kita sendiri dan juga kepada orang lain. Sepwrti kita kita ketahui dalam hadist Rasul juga di jelas kan bahwa kita harus memukiakan orang lain atauljn tamu kita, apa bila tamu kita datang kita sesuhkan minuman,.apa bika trtangga kita sakit kita jenguk dsb. Dalam pengertian ini juga tentu saja kemampuan setiap individu mengadakan hubungan dengan lingkungan serta diri sendiri (melalui panca indra lainya) dan mengadakan pembatasan terhadap lingkungan serta diri sendiri (malalui perhatian). Dimana menurut FREUD
    pengertian kesadaran merupakan bagian kecil dari jalannya kehidupan psikis mahluk hidup, sehingga hubungan atau perbandingan antara kesadaran dan ketidaksadaran dalam kehidupan lebih banyak dilalui dengan ketidaksadaran. Intiny setiap kita melakukan sesuatu yang kita lakukan itu kita harua sadar dan di barengi dengan ke ikhlasan agar semuanya berdampak positif.
    Mungkin cukup sekian kesimpulan yang saya dapat, dan trimakasih pak..🙏

    BalasHapus
    Balasan
    1. Freud adakah psikologi skuler dan tdk mengakui adanya hati yang dapat menerima Ilham. Hidup baginya adalah untuk merespon keinginan. Kesadaran baginya adalah kesadaran akan kebutuhan yg bersifat materi
      ...Psikoanalisa

      Hapus
  7. Assalamualaikum pak
    Terimakasih untuk ilmunya pak
    Yang dapat saya simak dari materi diatas, yang mana kesadaran itu merupakan nilai terbesar bagi umat manusia, dengan adanya iman dalam diri kita insyaallah kita sebagi manusia akan terarah kejalan yang lebih baik, dengan adanya iman manusia akan berpikir untuk melakukan hal-hal yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain.🙏🙏🙏

    BalasHapus