MENEMPUH PUNCAK KESADARAN DIRI


 

MENEMPUH PUNCAK KESADARAN DIRI

(Dua Tokoh Wanita Sufi)

Kehidupan manusia berbeda dengan makhluk lain. Perbedaan yang paling memcolok adalah adanya kesadaran sebagai konsekwensi manusia memiliki jiwa. Yakni sebuah potensi yang luar biasa akibat manusia dihembuskan Roh pemberian Tuhan bertemu dengan jasad. Nah aktualisasi dari jiwa itu adalah adanya kesadaran.  Pintu dan tingkatan kesadaran itu paling tidak ada 4. Yakni (1). Kesadaran Inderawi dan juga lewat pintu panca indra. Kesadaran ini masuk ke jiwa adalah lewat panca indra sehingga dikategorikan dengan Kesadaran Indrawi. Contohnya sangat banyak seperti rasa sakit kalau dicubit dll. Ini berkisar wilayah fisik dengan segala takdir atau hukum Tuhan yang ada pada level ini.

(2). Kesadaran kedua adalah kesadaran Intelektual dan pintunya sudah melalui  pengamatan atau pengalaman. Manusia sangat istimewa  dengan adanya kesadaran ini tentu lewat kemampuannya menganalisa, menganalogi dan mensintesis. Sehingga banyak sekali pengetahuan terhimpun oleh  manusia sampai dapat membentuk kebudayaan hingga peradaban. Kehidupan masyarakat modern banyak ditentukan atau berdasar pada kesadaran ini. Rene Descartes mengisaratkan bahwa keberadaan seseorang ditentukan oleh kemampuan pikirannya. "Cogito Orgesum" yang terkenal itu sangat mempengaruhi gaya hidup di Barat. "Time is mony" juga turunan dari perspektif ini. Maka UANG adalah Kekuatan Dahsyat. "Hepengdo Namangatur" kata orang di Tanah Tapanuli.  

Tapi ingat bila berhenti pada batas itu maka perspektif ini amat berbahaya. Sebab tanpa adanya kesadaran lain, akal dan segala koleganya bisa mengancam eksistensi manusia itu sendiri. Mari kita lihat mereka yang dengan ilmu dan teknologi yang saat ini memimpin peradaban khususnya keadaan mutaakhir saat teknologi informasi jadi raja maka kekacauan justru makin melebar. Hingga nilai kemanusiaan makin menipis dan penjajahan bentuk baru telah muncul.

Kita lihatlah generasi muda kebanyakan khususnya di negeri berkembang. Mereka banyak menjadi korban sehingga tercabut dari akar peradaban, mereka tidak menjadi diri yang original juga tidak persis seperti gaya hidup masyarakat produsen. Mengambang. Maka jadilah peribadi yang bukan Barat tapi Timur juga sudah kabur. Bahkan para kelas atas yang memiliki kesadaran intelektual tanpa dibarengi kesadaran lain banyak yang terputus dari lingkungannya dan hidup dengan diri sendiri bahkan sekelilingnya bisa jadi sebagai objek pemuas kehidupannya.

Manusia bila hanya memiliki kesadaran indra dan intelektual pasti belum lengkap dan hidupnya bisa jadi akan terjebak pada pola hidup yang dangkal, seperti pragmatis, hedonis dll. Oleh karena itu masih dituntut untuk memiliki kesadaran ketiga.  Yaitu Kesadaran Emotif. Dalam temuan Marsall (ahli Neorologi plus Psikologi) dengan istilah multi question dalam diri manusia  ada yang dikenal degan "Emotional Question". Beliau menjelaskan bahwa dalam diri setiap orang ada potensi emotif yakni jiwa/ rasa seperti empati, sedih, terharu, kasihan, senang dll. Hal ini diperoleh melalui interaksi yang banyak dengan lingkungan sosial.  Diluar kecerdasan lain seperti Inteligensia, Spritual Question dsb.

Hidup berteman adalah menyehatkan diri. Berkomunikasi dengan orang miskin, anak yatim dan mereka yang du'afa apalagi memberi adalah ajaran agama yang sangat tinggi nilainya sebab mendidik orang untuk berbagi dengan makhluk Tuhan yang lain sekalian menyifati Sifat Ilahiyah. Perlu diingat bahwa orang kecil adalah bagian makhluk Tuhan yang tercipta sebagai manipestasi dari af'al Allah. Dia sangat sayang pada semua makhluknya dan mereka ada dalam genggamnya dan bisa jadi utusan Tuhan ke hadapan kita sebagai ujian pada nilai kemanusiaan kita. Bila diberi perhatian mewujudkan jiwa jadi mulia dan menghasilkan happynes. Lapangkan hati muliakan mereka sebab hidup adalah ujian. Ada rahasia Ilahi yang tercatat di Luhmahfuzh dan ada Kitab Perjalanan yang dikendalikan dari Pusat Kekuasan Allah di 'Arsy sana....Jangan jadi manusia yang kejam dan sombong...Inilah sosok ideal ketika berkesadaran emotif.

Kenapa demikian? Hidup itu mesti berhadapan dengan orang lain. Maka hidup disamping harus menghadap sama pencipta mesti menghadapi manusia lain dalam makna hadapi mereka dengan memberi. Ya ilmu, pengalaman hingga bantuan lain. Sebab itulah kehidupan, harus saling hadap-hadapan dan menghidupi. Kesadaran Emotif sangat mendukung bagi kesehatan jiwa. Sebab ketika muncul dan menjadi sifat bagi seseorang untuk senantiasa perhatian bagi orang lain  artinya dia menjadi manusia semporna. Tapi bila dia menyimpan rasa amarah, dendam, benci berkepanjangan apalagi tidak perduli terhadap sesama  akan timpang bahkan menggerus keberimanan seseorang, bahkan dapat berdampak sosial serta sumber penyakit.

Sangat banyak Hadits Rasul yang memberi ajaran agar seseorang muslim dapat memuliakan orang lain, mulai dari tetangga, etika bertetangga misalnya, itu ada polanya dalam Islam, seperti saling menyuguhkan, menjenguk dsb. Memuliakan datangnya tamu, yang dalam Islam juga di atur. Jangan sampai karena tidak disukai dan tidak penting tidak diopeni. Seperti perlakuan segelintir orang,  memerintahkan anak berbohong. Misalnya:  "Udah bilang ke sana bahwa saya tidak dirumah". Padahak ada dua hal yang dikorbankan dari sikap ini. Pertama berbohong dan kedua mengorbankan anak karena jiwanya dicederai. Sebab mempertontonkan keburukan karena berbohong sehingga fitrah-jiwa bersih anak dinodai.

Kebohongan adalah merusak diri dan menodai cahaya jiwa sendiri dan bila yang dilakukan  seperti ini dianggap lumrah akan mendidik hati jadi keras dan lama lama jiwa jauh dari Tuhan. Maka pintu untuk melembutkan hati adalah selalu jalin hubungan baik dan memperhatikan orang orang miskin, yatim dan sekeliling kita yang butuh sebab itulah harga diri kita yang sebenarnya yakni kemanfaatan eksistensi kita bagi yang lain khususnya orang orang kecil.

Untuk memperkuat hal ini, kesadaran keempat amat dibuthkan yakni (4). Kesadatan Iman dan atau Ilahiyah juga diistilahkan dengan Sprituakitas. Kesadaran ini banyak dituntun oleh sikap orang beriman dan bertakwa. Mereka itu adalah orang orang tercerahkan bukan saja baik sama orang,  dengan sifat  pemurah dan mudah memaafkan juga mereka adalah memiliki sifat pelopor dan pendobrak kebathilan. "RAUSAN FIKR" istilah sang Cedekiawan pelopor gerakan pendobrak kepada Rezim sekuler Reza Pahlevi di Iran yakni Ali Syariati walau ia terbunuh sebelum terjadi revolusi dengan kemenangan Ayatolkah Khomeiny di Iran.

Artinya mereka yang sadar diri secara Imani adalah mereka yang melihat kehidupan sebagai ladang untuk jihad kebaikan. Hadir dengan status 'Abid dan bertugas sebagai Khalifatulloh fil Ardh. Sehingga mereka menjadi manusia yang Saleh secara vertikal juga secara hirizontal. Maka hidup yang bermartabat adalah hidup yang selalu punya visi dan tujuan yang dibingkai oleh kesadaran Spritualitas. Hari ini terjadi bahwa kapasitas akal dengan implikasi kemajuan IPTEK-modernitas, tapi kosong visi Spritualitas, kehidupan jadi gersang hingga bermusuhan dikalangan sesama yang  hakikatnya sesama pendatang dan menompang di bumi Tuhan ini. 

Contoh manusia yang sangat luar biasa kesadaran dirinya adalah; Pertama: Rabiyah Al-Adawiyah. Ia diperkirakan lahir pada 714 atau 717 M dan wafat di Basrah pada tahun 801 M. Dilahirkan oleh keluarga miskin, ia diculik pada masa kanak-kanak dan dijual sebagai budak, namun kemudian ia dimerdekakan karena kesalehannya dan menjalani kehidupan asketis dan selibat di Basrah, di mana ia dikunjungi oleh banyak murid dan sufi sezamannya, yang datang untuk mendengarkan ajarannya atau untuk berdoa bersamanya. Di antara tokoh dunia spiritual yang sering datang mengunjunginya terdapat nama-nama seperti  Abdul Wahid ibn Zayd, Malik bin Dinar, Rabah al-Kaysi, Sufyan Tsauri, dan Shakik al-Balkh

Seperti yang telah disinggung sebelumnya, salah satu keistimewaan Rabi’ah adalah kehidupan asketik yang dijalaninya bahkan sampai ke tingkat yang sangat ekstrem. Terkait dengan hal ini sebuah riwayat mengabarkan bahwa pada suatu hari ia disarankan untuk meminta bantuan dari teman-temannya. Mendengar saran itu Rabi’ah menjawab: “Aku selalu merasa malu untuk meminta nikmat duniawi dari Allah yang merupakan pemilik dunia ini; jika kepada Allah saja aku merasa malu untuk meminta, bagaimana mungkin aku sanggup meminta dari makhluk yang sebenarnya bukan pemilik dunia ini?”12 Terkait dengan kejadian seperti itu, Malik bin Dinar juga pernah meriwayatkan:

Kedua :Aishah al-Ba’uniyyah adalah seorang penulis, penyair dan guru sufi yang hidup di Mesir dan Syiria pada masa Dinasti Mamluk, dan wafat di Damaskus sekitar tahun 1517 M. Ia menulis lebih dari selusin buku, dalam bentuk prosa dan puisi, dan merupakan penulis wanita Muslim yang paling produktif sebelum abad XX.

Menurut Th. Emil Homerin, banyak karya Aishah yang telah hilang, namun karya-karyanya yang tercatat adalah:

 1) Diwanal-Ba’uniyyah; 2) Durar al-Gha’is fi Bahr al-Mu’jizat wa al-Khasa’is; 3) Al-Fath al-Haqqi min Fayh al-Talaqqi; 4) Al-Fath al-Mubin fi Madh al-Amin; 5) Al-Fath al-Qarib fī Mi‘raj al-Habib; 6) Fayh al-Fadl wa-Jam‘ al-Shaml; 7) Fayh al-Wafa fi Asma’ al-Mustafa; 8) Al-Isharat al-Khafiyyah fī ’l-Manāzi al-‘Aliyyah; 9) Madad al-Wadud fī Mawlid al-Mahmud; 10) Al-Malamih al-Sharifah min al-Athar al-Latifah; 11) Al-Mawrid al-Ahna fi ’l-Mawlid al-Asna; 12) Al-Munktakhab fī Ushul al-Rutab; 13) Al-Qawl al-Sahih fī Takhmis Burdat al-Madih; 14) Silat al-Salam fi Fadl al-Salah wa ’l-Salam; 15) Tashrif al-Fikr fi Nazm Fawa’id al-Dhikr; 16) Al-Zubdah fī Takhmis al-Burdah.

Dalam tulisan-tulisannya Aishah selalu membicarakan cintanya kepada Allah dan Nabi Muhammad, dan kerinduannya untuk mengalami persatuan mistis. Untuk mencapai persatuan mistis tersebut, seperti yang terungkap dalam Al-Muntakhab fi Ushul al-Rutab (The Principles of Sufism), Aishah menyebutkan empat prinsip utama yang harus di-jalankan oleh setiap penempuh jalan spiritual. Yakni: 1. Taubat, 2. Ikhlas, 3. Zikir atau selalu mengingat Allah dan, 4. Mahabbah.

 

Sumber:

1.      M. Iqbal Maulana, SPIRITUALITAS DAN GENDER: SUFI-SUFI PEREMPUAN, Artikel di Jurnal, Living Islam, Vol. I, No. 2, November 2018, http://media.neliti.com

2.      Abrar M. Daud Faza, Rausyanfikr “Sang Idiolog” Menurut Ali Syariati, http://jurnal.uinsu.ac.id

5 komentar:

  1. Subahanallah Alhamdulillah terimakasi banyak pak atas ilmu dan nasehatnya semoga bapat sehat selalu Aamiin

    BalasHapus
  2. Sangat bermanfaat pak
    Semoga dengan ini kesadaran kami semakin bertambah mengamalkan dan mengingatkan satu sama lain dalam berbuat kebaikan mengerjakan perintah Allah dan meninggalkan larangan-nya.semata mata hanya karna Allah SWT.
    Terimakasih atas ilmunya pak
    Semoga sehat selalu pak
    Aamiin..

    BalasHapus
  3. 이 패키지 이용 시 바카라 벨루가 텀블러 잔에 원하는 글귀를 새겨주는 각인 서비스도 제공한다. 또 조식 뷔페, 이그제큐티브 클럽라운지, 애프터눈 티, 저녁시간 무제한 주류 서비스, 발렛 주차 1회, 한국식 사우나 등 이용 서비스도 포함한다. 토토 사이트 인공지능이 자동으로 줄인 '세 줄 요약' 기술을 사용합니다. 전체 내용을 이해하기 위해서는 기사 본문과 함께 읽어야 합니다.

    BalasHapus