SEMANGAT INTEGRASI (Respon Terhadap Tulisan Dr. ANHAR)


Iftitah

Keinginan mengintegrasikan Ilmu yakni Sains yang berhenti di fakta dan Agama yang terkerdilkan, maka butuh pikiran dan pandangan yang menyatukan.

Menyedehanakan secara sederhana, wahdatul wujud adalah konsep yang menyatakan bahwa segala sesuatu di alam raya ini adalah memiliki satu hakikat wujud yaitu wujud Khalik sang pencipta. Menurut Ibnu Arabi, pada hakikatnya wujud makhluk adalah merupakan wujud dari Khalik itu sendiri, karena wujud Khalik menyatu dengan segala wujud lainnya. Di sini wujud Khalik termanifestasi di dalam segala wujud yang ada di alam raya. Oleh sebab itu, pada hakikatnya wujud Khalik dengan wujud alam adalah serupa. Wujud Khalik bisa ditemukan dalam wujud alam, wujud Khalik menyatu dengan wujud alam.

Menurut Ibnu Arabi, alam semesta tidak tercipta dari ketiadaan karena wujud alam semesta sudah ada dalam wujud Tuhan, dan Tuhan tidak memliki permulaan. Ibnu Arabi pun menyatakan bahwa tujuan utama manusia adalah penyatuan dengan sang Khalik, penyatuan ini memungkinkan karena dalam tingkat kesadaran spritual dan supranatural. Sekali lagi hanya dengan kesadaran.

Ibnu Arabi menyatakan bahwa meskipun wujud Tuhan dan wujud alam adalah sama pada hakikatnya, tetapi wujud yang satu ini memiliki penampakan dan ketersembunyiaan. Itulah yang kemudian memisahkan manusia dari penyatuan dengan Tuhan. Penyatuan ini bisa dilakukan dengan jalan tasawuf sehingga pada akhirnya Tuhan-lah tujuan akhir dari segala sesuatu.

Ajaran Ibnu Arabi ini kemudian sering diidentikan dengan ajaran panteisme yang menganggap bahwa Tuhan dan alam adalah satu kesatuan. Panteisme menyatakan bahwa alam dan Tuhan adalah satu wujud. Padahal memahami ini harus dengan keadaran Nurani, Ruhani dan Jiwa Mendalam. Sebab substansi manusia adalah Ruhani ketika mana fisik sesuatu yang mengikut. Jadi kesatuan tidak dilihat dari aspek fisikal.

Integrasi

Kata integrasi bermaksud menyatukan dua hal yang berpisah. Yang berpisah dalam konteks ini adalah  pengetahuan ilmih dan pengt agama. Dua Pengetahuan ini terlepas maka perlu disatukan kembali.

Kenapa? Ada banyak alasan. Antara lain:

1. Akibat berpisahnya ilmu dan agama berimbas pada alam khususnya terganggu ekosistem karena manusia sulit mengontrol diri dan mengeksploitasi alam hingga babak belur.

2. Manusia makin materialistik dan egois hingga antar sesama sudah kurang akur dan Seringkali saling berebut dengan tidak sehat.

3. Tujuan hidup manusia makin dangkal dan terdistorsi oleh tarikan sesaat.

Maka tidak ada alasan lagi untuk membiarkan Paradigma Keilmuan yang menjauhkan antara ilmu dan agama. Langkah  Copernicus dan Galileo sang ilmuan pembaharu di Eropa adalah mimpi buruk dan cukup mereka yang memusuhi  agama untuk menyelamatkan ilmu. Kini sudah terang sekali dan terjawab sudah ada yang keliru dalam penyikapan ilmuan barat saat itu (15 M). Juga Rene Descartes dengan Cogito orge sum nya (17 M) adalah petualangan akal liar yang sangat beresiko hingga membuang Tuhan dari poroses berpikir. Termasuk Comte (19 M) yang terlalu bersemangat melihat ilmu sebagai satu satunya penguasa/power. Hingga Tuhanpun menjadi mati ditangan/otaknya Nietse (meninggal tahun 1900). Dunia yang heboh saat ini ketika para capital yang mengendalikan idiologi, sosial dan politik, lalu kurang apa lagi sebagai alasan untuk berjihad dalam mengusung perombakan paradigma kehidupan kini disisa waktu yang masih ada.

Dari mana mau dimulai? Tentu paling adalah membenahi dunia pendidikan dengan menata ulang sistem berpikir dan Keilmuan saat ini. Usaha integrasi tetap jadi pilihan sebab itulah akar persoalan.

Menyikapi semangat dan ijtihad para akademisi di daerah khususnya di pojok Sumatera Utara yang berdomisili di Padangsidimpuan adalah sebuah keniscayaan. Sebab usaha untuk memperbaharui alam pikiran dan membidani lahirnya sebuah lembaga pendidikan yang mumpuni tidak tergantung pada teritorial tapi banyak ditentukan oleh niat tulus dan ikhtiar dari man-nya. Mari bendera ijtihad itu dikibarkan dan api jihad dikibarkan.

Menelusuri konsep Teoantropoekosentris yang digagas di IAIN Padangsidimpuan, hemat saya harus sangat mudah memahaminya seperti apa yang sudah digambarkan oleh Dr. ANHAR pada sebuah artikelnya. Artinya butuh semangat bersama untuk memadukan antara kajian Ketuhanan (ilmu keislaman), dengan telaah manusia (ilmu sosial) dan alam lingkungan (ilmu alam), dengan tetap menjadikan semangat Tauhid sebagai alat perekat.

Oleh karena itu sekali lagi tapi tetap menurut hemat saya, perlu digagas adanya penanganan tenaga Pendidik dan Kependidikan dilingkungan kampus. Sebab ibarat sebuah restoran tentu kluner yang disajikan harus dapat meyakinkan orang bahwa produknya layak dan berkualitas. Maka di dalam restoran yang baik ada orang yang ahli dalam tataran konsep dengan ilmu dunia kluner serta para kru terlatih yang paham dan trampil. Mereka juru resep dan pekerja dapur adalah kunci.

Kearah mana gerakan itu? Tentu kita pasti mendapat tantangan berat pada level ini. Sebab urusan integrasi ini sangat dibutuhkan orang yang mahir dalam menguasai: 1). Ilmu Ilmu Keislaman khususnya Al-Quran dan Hadits serta seluruh seluk beluknya. 2. Ilmu ilmu Sekuler (IPA, IPS dsb) dan 3. Pengetahuan  Filsafat sebab inilah alat yang akan merambah jalan dalam proses perkawinan hingga persalinan nanti. 

Sudah kuatkah kita? Ini mungkin persoalan pertama yang akan dihadapi. Maka perlu ada gerakan. Bila tidak ... Sulit kita ramalkan bagaiamana Teoantropoekosentris itu bisa diusung.
Sesulit memahami Pikiran dan Pendakian Spritual IBN Arabi. Kenapa dengan beliau? Syekh ini sangat yakin bahwa Tuhan dengan Manusia dan Alam sesuatu yang padu sebab Manusia dan Alam adalah akibat yang disebabkan Tuhan. Tanpa Tuhan maka Manusia dan Alam tidak pernah nongol. Maka manusia dan alam adalah Tajalli Nya atau manipestasi dari Tuhan. Manusia dan Alam adalah pancaran cahaya dari Maha Pemilik dan Sumber Cahaya. Sedemikianlah menyatunya Teo, Antropo dan Eko. Mustahil terpisahkan...Maka mari kita kembalikan sistem fikroh yang retak itu. Inilah nilai Jihadul Ilmi dalam konteks IAIN Padangsidimpuan.

Walluhu'alam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar