Agama Islam adalah ajaran yang menjadi rujukan serta jalan hidup bagi setiap muslim. Tentu termasuk dalam hal ini berperadaban yang didalamnya ada kehidupan berilmu pengetahuan. Bila demikian maka Islam sebagai pegangan hidup akan menuntun setiap muslim dalam mencari Ilmu Pengetahuan.
Dalam sistem berpikir agak serius, maka pastilah muncul paling tidak tiga bidang pertanyaan: 1. Apakah hakekat Ilmu Pengetahuan itu ?. 2. Bagaimanakah mendapatkan Ilmu Pengetahuan ?.
3. Apa Kegunaan Ilmu Pengetahuan setelah dimiliki?. Inilah yang penting dijawab. (Dalam Dunia Filsafat dikenal dengan Ontologi, Epistemologi dan.Aksiologi Ilmu).
Persoalan Pertama adalah: Apakah hakekat dari Ilmu itu ?. Bila diamati dalam ajaran Islam dengan landasan al-Quran dan Hadits, tidak ditemukan penjelasan deteilnya. Akan tetapi banyak sekali petunjuk ditemukan untuk menangkap makna Ilmu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Ilmu itu adalah "hasil sesuatu yang dipahami dari sesuatu objek".
Sigit Suhandoyo (dikutip dari blogspot), "Kata ilmu dalam bahasa arab adalah “نَقِيضُ الْجَهْلِ”[3] yang berarti lawan dari kebodohan. Dikatakan “عَلِمَ يَعْلَمُ” berarti “تَيَقَّنَ” mengetahui dengan pasti atau meyakini, ia juga bisa berarti “الْمَعْرِفَةِ” pengetahuan. [4] Al Jurzani menuliskan bahwa ilmu adalah, “الاعتقاد الجازم المطابق للواقع” keyakinan yang kokoh terkait erat dengan realitas, dikatakan pula ilmu adalah “حصول صورة الشيء في العقل” mendapatkan gambaran sesuatu hal dengan kemampuan akal.[5] Ada pula yang membedakan antara ilmu dan keyakinan, keyakinan adalah “العلم بالشيء بعد النظر والاستدلال”[6] mengetahui sesuatu setelah meneliti dan membuat hipotesa.
Berdasarkan definisi-definisi tersebut dapat kita simpulkan bahwa ilmu adalah suatu kesesuaian antara pengetahuan dengan hakikat yang sebenarnya dari sebuah obyek. Secara hakiki Ilmu yang sebenarnya hanya milik Allah SWT. Sebab Dialah Yang Maha 'Alim. Manusia hanya mencari Ilmu Allah dengan kekuatan "Akal Budi" di tempat tempat Allah mewujudkan kekuasanNya yakni di Alam serta di Wahyu yakni yang pertama sebagai karya af'aliyahNya yang kedua dalam KalamNya. Ketika perbuatan dan perbuatan didalami dan dipertemukan seumpama memadukan hasil Observasi dengan Wawancara membangun kebenaran.
Objek Ilmu (yang ingin diketahui) itu ada dua yakni fenomena alam dan makna-makna petunjuk Wahyu. Dalam Wahyu alam secara ontologis bukanlah berdiri sendiri sebab ia adalah ciptaan dan banyak penjelasan ayat Qur'an bahwa alam itu pola hidupnya diciptakan atau diatur (bisa ditelusuri makna takdir yang betsifat Thau'an/kepatuhan pada aturan Syariat Allah secara sukarela atau memilih tunduk dan tidak -awu Karhan/sistemik atau otomatis tanpa memilih, biasanya hukum Tuhan berlaku pada alam.
Hal inilah inilah yang menjadi kekeliruan banyak ilmuan....
Bersambung....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar